Kalau kita ngomongin soal iklan, sebenarnya ini bukan hal baru. Dari dulu manusia sudah terbiasa bikin iklan, cuma medianya yang berubah.
Dulu bentuknya bisa papan kayu di depan toko, selebaran di jalan, bahkan teriak teriak di pasar. Sekarang, iklan hadir dalam format digital yang muncul di HP, laptop, bahkan smart TV kita. Intinya sama: memperkenalkan, menawarkan, dan menarik minat pelanggan.
Kalau ditarik garis lurus dengan mindset digital marketing, iklan termasuk dalam indikator marketing. Kenapa? Ya jelas karena marketing adalah proses mengubah orang yang tadinya tidak minat jadi minat. Nah, iklan bisa jadi salah satu senjatanya.
Iklan dalam Fundamental Digital Marketing
Dalam fundamental digital marketing, ada tiga faktor utama: mindset, tools set, dan skillset.
Nah, iklan ini berada di persimpangan antara mindset dan skillset.
Dari sisi mindset, kita paham bahwa marketing tujuannya membangun minat. Dari sisi skillset, iklan adalah cara praktis untuk menjalankannya.
Banyak orang yang salah kaprah, mengira iklan itu sekedar “bakar duit biar rame.” Padahal, kalau dijalankan dengan benar, iklan bisa jadi mesin untuk mendatangkan audiens yang tepat sekaligus menjaga arus kas perusahaan.
karena banyak fitur iklan digital yang memiliki berbagai fungsi berbeda, baca selengkapnya tentang fungsi fungsi fitur iklan.
Jenis-Jenis Iklan di Era Digital
Seiring berkembangnya teknologi, bentuk iklan jadi semakin beragam. Beberapa yang paling populer antara lain:
Iklan Media Sosial
Facebook Ads, Instagram Ads, TikTok Ads, bahkan LinkedIn Ads. Keunggulannya adalah bisa menargetkan audiens berdasarkan umur, lokasi, minat, bahkan perilaku. Cocok untuk membangun awareness dengan cepat.
Iklan Google (Search & Display Ads)
Kalau orang lagi aktif mencari solusi, misalnya ketik “jasa konsultan bisnis” di Google, iklanmu bisa langsung muncul di bagian atas hasil pencarian. Search Ads ini ibaratnya pasang iklan di jalan yang memang sedang ramai. Sementara Display Ads lebih mirip pasang baliho digital yang muncul di berbagai website.
Iklan Video
YouTube Ads, TikTok Ads, atau bahkan Reels Ads di Instagram. Format video terbukti lebih gampang diingat karena memadukan audio, visual, dan storytelling.
Iklan Native
Bentuknya seperti konten biasa, misalnya artikel rekomendasi atau postingan blog. Audience sering kali nggak merasa sedang melihat iklan, padahal di balik itu ada promosi terselubung.
Iklan Remarketing
Pernah nggak kamu lihat produk di e-commerce, lalu iklannya terus ngikutin kamu di Instagram atau YouTube? Itulah remarketing. Tujuannya sederhana: mengingatkan calon pelanggan yang sudah pernah mampir tapi belum beli.
Fungsi Iklan dalam Bisnis
Iklan digital punya fungsi lebih luas dari sekadar “bikin rame.” Beberapa di antaranya:
- Meningkatkan Brand Awareness → Biar orang tahu dulu siapa kamu dan apa yang kamu tawarkan.
- Mendatangkan Traffic → Mengarahkan audiens ke website atau toko online.
- Membangun Trust → Iklan yang konsisten bikin brand lebih kredibel.
- Meningkatkan Penjualan → Ujung tombaknya adalah konversi.
- Mempercepat Cashflow → Kalau strategi benar, uang yang keluar untuk iklan bisa cepat kembali bahkan berlipat ganda.
Kelebihan Iklan Digital Dibanding Iklan Konvensional
Kalau iklan konvensional (koran, TV, radio, baliho) biasanya susah diukur, iklan digital justru transparan. Semua bisa dilihat: berapa orang yang klik, berapa yang daftar, bahkan berapa yang beli.
Kelebihan lainnya:
- Bisa menarget audiens yang sangat spesifik.
- Fleksibel, bisa mulai dari budget kecil.
- Mudah dievaluasi, karena datanya real time.
- Bisa dioptimasi kapan saja.
Kekurangannya? Kalau nggak paham strategi, iklan bisa bikin rugi. Makanya, selain mindset yang benar, skillset dalam menjalankan iklan juga penting banget.
Tips Membuat Iklan yang Efektif
- Kenali Audiens → Siapa targetmu? Apa masalah utama mereka?
- Gunakan Copywriting yang Menarik → Kata-kata yang menyentuh emosi akan lebih memengaruhi orang.
- Desain Visual yang Jelas → Jangan bikin iklan terlalu ramai. Fokus pada pesan utama.
- CTA (Call to Action) → Selalu kasih arahan jelas: beli sekarang, daftar gratis, atau kunjungi website.
- Uji Coba & Evaluasi → Jangan anggap sekali bikin iklan langsung sukses. Harus dites dan dioptimasi.
Kesalahan Umum dalam Beriklan
- Menarget audiens terlalu luas.
- Hanya fokus pada penjualan tanpa membangun awareness.
- Copywriting terlalu hard selling.
- Nggak melakukan evaluasi rutin.
Kesalahan kecil ini bisa bikin budget iklan cepat habis tanpa hasil yang sepadan.
Iklan dan Cashflow Perusahaan
Kalau perusahaan ingin punya cashflow yang cepat, iklan adalah salah satu cara paling masuk akal. Bedanya dengan branding organik, iklan bisa langsung diukur dari awal budget hingga hasil akhirnya.
Contoh sederhana:
Keluar biaya iklan Rp 1 juta –>Dapat 100 leads –>Dari 100 leads, 20 jadi pelanggan –>Omset total Rp 5 juta.
Dari sini jelas, iklan bukan sekadar biaya, tapi bisa jadi investasi kalau strateginya tepat.
Iklan dalam digital marketing bukan sekadar teknik promosi, tapi bagian penting dari strategi marketing. Dia berfungsi untuk memperkenalkan, menawarkan, dan menarik minat. Lebih jauh lagi, iklan bisa mempercepat cashflow perusahaan, asal dijalankan dengan mindset dan skillset yang benar.
baca juga artikel yang sudah saya tulis yaitu Tools Set dalam Fundamental Digital Marketing
Kalau kamu mau lebih mendalam memahami soal peran iklan dalam cashflow, aku sudah siapkan artikel lanjutan: “Kegunaan Iklan untuk Mempercepat Cashflow Perusahaan.” Pastikan kamu baca juga ya, biar pemahamanmu semakin lengkap.
Leave a Comment